Applying the Lens of Sensory
Ethnography to Sustainable HCI
SARAH PINK,
RMIT University and Loughborough University
KERSTIN
LEDER MACKLEY, VAL MITCHELL, MARCUS HANRATTY, CAROLINA ESCOBAR-TELLO, TRACY
BHAMRA, and ROXANA MOROSANU, Loughborough University
Abstract
Sociological appropriations of
practice theory as applied to sustainable design have successfully
problematized overly simplistic and individualistic models of consumer choice
and behavior change. By taking everydaypractices as the principal units of
analysis, they move towards acknowledging the socially and materiallystructured
nature of human activity. However, to inform sustainable HCI we also need to
understand howpractices are part of wider experiential environments and flows
of practical activity. In this article, we develop an approach rooted in
phenomenological anthropology and sensory ethnography. This approach buildson
theories of place, perception and movement and enables us to situate practices,
and understand practical activity, as emplaced within complex and shifting
ecologies of things. Drawing on an interdisciplinarystudy of domestic energy
consumption and digital media use, we discuss ethnographic and design
practiceexamples. We demonstrate how this theoretical and methodological
framework can be aligned with the 3rd paradigm of HCI.
Pengkaji : Iwan
Kurniawan/G64120119
Human Computer Interaction (HCI) adalah sekumpulan proses, dialog, dan kegiatan pengguna
memanfaatkan dan berinteraksi dengan komputer. Saat kita menggunakan komputer,
kita sedang berinteraksi dengan komputer. Secara definisi, HCI adalah suatu
disiplin ilmu yang menekankan pada aspek desain, evaluasi, dan implementasi
dari sistem komputer interaktif untuk kegunaan manusia dengan mempertimbangkan
fenomena-fenomena disekitar manusia itu sendiri.
Paper ini membahas bagaimana
hubungan antara HCI dengan dengan ekologi rumah tangga dan pemakaian energi
oleh media digital dengan menerapkan sensor etnografik. Dengan projek LEEDR (Low Effort Energy Demand Reduction),
para insinyur, ilmuan komputer, antropolog sosial dan desainer bergabung untuk
mengembangkan pemahaman baru mengenai bagaimana dan mengapa masyarakat
menggunakan energi dan media digital di rumah dan menguji kesempatan dengan
menggunakan HCI untuk mendukung kehidupan yang berkelanjutan. Dalam projek ini,
sampel yang dilibatkan adalah dua puluh rumah tangga di English Midlands Town
dan sekitarnya serta tertarik mengenai penggunaan energi dan latar belakang
keluarga yang bervariasi. Banyak dari rumah keluarga ini telah menerapkan
penghematan energi dirumahnya seperti pemakaian lampu hemat energi dan ada pula
rumah yang pemakaian energinya tinggi dan kurang memperhatikan tagihan
listriknya. Tahap – tahap yang dilakukan untuk meneliti bagaimana desain
mempengaruhi pemakaian energi yaitu dengan ikut tinggal bersama keluarga yang
menjadi sampel projek. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapat pemahaman
mengenai pandangan keluarga tersebut terhadap energi dan keberlanjutannya
dirumah dengan konteks yang lebih luas. Selanjutnya dilakukan perekaman video
tur di rumah untuk menjadi basis penelitian sensor entnografik. Pengukuran
energi selanjutnya dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif dari pengaruh
lingkungan yang diasosiasikan dengan beberapa bentuk praktik yang mengarah pada
investigasi desain terhadap praktik yang dianggap mengkonsumsi energi yang
banyak.
Dengan cara etnografik,
peneliti dapat mengetahui dan memahami sampel sebagai komponen sekaligus
pelaku. Dengan memahami tempat sebagai pembentukan dari pergerakan, kita dapat
melihat antara enthnografer dan partisipan (keluarga) dapat membuat pengetahuan
dan menempatkan diri bersama – sama disaat melakukan tur rumah. Tujuan HCI disini
yaitu fokus kepada penggunaan media yang terjalin dengan kehidupan sehari –
hari untuk membuat estetika sensorik dan afektif didalam rumah. Penggunaan media
disini memiliki dua tujuan. Yang pertama untuk menunjukkan bagaimana media
merupakan bagian dari cara orang bergerak dan melakukan sesuatu dirumah sebagai
cara untuk mengidentifikasi bagaimana penggunaan media dapat dimanfaatkan untuk
membuat intervensi desain digital. Yang kedua untuk menerangkan bagaimana
penggunaan media bersama dengan
aktivitas lain agar membuat rumah menjadi nyaman.
Dari penelitian LEEDR,
desainer dapat memahami mengenai perubahan ekologi suatu tempat secara konstan
yang merupakan penginderaan subjektif, konsep yang tak berwujud yang tak dapat
digambarkan, tetapi dapat diperlakukan sebagai pengalaman sensorik. Desainer
LEEDR dapat mengekstrapolasi data skenario penggunaan sensorik untuk potensi
digabung dengan teknologi media. Keuntungannya dapat dilihat dengan desain
intervensi yang memiliki target untuk mengurangi suhu pada space heating. Space heating
merupakan pengguna energi terbesar diseluruh sampel projek LEEDR dan perumahan
di Inggris. Tujuannya adalah untuk membuat kenyamanan didalam rumah bergantung
pada pergerakan dan kegiatan orang didalam rumah. Contoh kegiatannya yaitu
orang harus menonton TV di tingkat atas rumah yang tersedia meja dan selimut
hangat karena ruangan TV dibawah sedang digunakan untuk menonton sepakbola. Daripada
mengajak pengguna untuk menurunkan suhu sebagai respon cepat, lebih baik
menggunakan pemahaman bagaimana pengguna menggunakan teknologi dirumahnya untuk
menghasilkan kenyamanan bersama – sama dengan penggunaan media digital mereka. Contoh
aplikasinya yaitu Acclimatiser pada
sistem operasi iOS.
Acclimatiser adalah
suatu aplikasi smartphone yang
menyediakan fasilitas remote control
untuk menangani pengaturan suhu sambil menawarkan cara baru untuk menghemat
konsumsi energi. Konsep yang diterapkan yaitu pengurangan suhu secara otomatis
dalam jangka waktu yang panjang dengan laju kurang dari 1°C
perminggu. Saran yang
diberikan oleh aplikasi ini adalah saran jumlah penggunaan kantong hangat
dengan suhu ruangan tertentu sehingga akan menghemat biaya energi yang dikeluarkan
sehingga memberi metode baru kepada pengguna untuk membuat rumah mereka nyaman.
Alamat Teman yang dikomentari :
- Diardian Febiani https://dfebiani.wordpress.com/2015/06/22/kajian-artikel-walking-and-the-social-life-of-solar-charging-in-rural-africa/
- Alfandio Grasheldi https://alfandioog.wordpress.com/2015/06/22/family-rituals-and-the-potential-for-interaction-design-a-study-of-christmas/
- Irfan Zidny http://izidnys.blogspot.com/2015/06/a-predictive-speller-controlled-by.html
Ulasan yang menarik, penghematan listrik atau energi adalah salah satu hal yang sangat penting demi keberlangsungan kehidupan di bumi ini. dengan pemakaian aplikasi ini saya rasa benar - benar dapat membantu permasalahan konsumsi energi sekaligus membuat manusia lebih nyaman dengan lingkungan rumahnya karena sudah otomatis mengikuti yang diinginkan.
ReplyDeleteAcclimatiser dengan menggunakan teknologi Human Computer Interaction (HCI), pengaturan suhu namun berbasis aplikasi mobile. Seperti remote ac ya?
ReplyDeletenamun ini berbasis mobile, seru juga ^^
mengatur ruangan dengan genggaman, selain hemat biaya energi, kenyaman dapat diatur sendiri.
informasi yang sangat bermanfaat, mengingat baterai smartphone sekarang ini sangat cepat habis dan smartphone mudah panas
ReplyDeleteulasan yang menarik yang dapat memberikan informasi bermanfaat untuk khalayak umum mengenai penghematan energi juga memberikan solusi dengan inovasi terbaru yang dapat menghemat biaya penggunaan energi.
ReplyDeleteReview yang bagus.. andai Acclimatiser juga ada di Android hehe
ReplyDeleteUlasan yang menarik. Jadi semua orang tahu bagaimana cara penghematan biaya dan penggunaan energi.
ReplyDeleteUlasan yang menarik, penghematan energi memang harus dari sekarang kemudian kalau tidak kita maka oleh siapa lagi? maka dari itu ayoo hemat energi.
ReplyDeleteKenyamanan hidup memang tidak jauh dari tindakan ramah lingkungan dan bersatu denga alam. Dengan adanya teknolog ini, semoga dapat diaplikasikan di seluruh penjuru dunia, khususnya Indonesia.
ReplyDeleteUlasan yang cukup menarik, dengan diterapkannya konsep HCI dalam pemanfaatan sumber energi akan lebih efektif dan akan mengurangi dampak serius jika ada kesalahan dalam penggunaannya
ReplyDeleteulasan artikel yang menarik, menambah wawasan dalam penghematan energi, terutama dapat dimanfaatkan dalam manajemen penghematan energi (baterai) smartphone yang kini cepat habis
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete