Sunday, June 21, 2015

[THT3] Applying the Lens of Sensory Ethnography to Sustainable HCI

Applying the Lens of Sensory Ethnography to Sustainable HCI

SARAH PINK, RMIT University and Loughborough University
KERSTIN LEDER MACKLEY, VAL MITCHELL, MARCUS HANRATTY, CAROLINA ESCOBAR-TELLO, TRACY BHAMRA, and ROXANA MOROSANU, Loughborough University


Abstract
Sociological appropriations of practice theory as applied to sustainable design have successfully problematized overly simplistic and individualistic models of consumer choice and behavior change. By taking everydaypractices as the principal units of analysis, they move towards acknowledging the socially and materiallystructured nature of human activity. However, to inform sustainable HCI we also need to understand howpractices are part of wider experiential environments and flows of practical activity. In this article, we develop an approach rooted in phenomenological anthropology and sensory ethnography. This approach buildson theories of place, perception and movement and enables us to situate practices, and understand practical activity, as emplaced within complex and shifting ecologies of things. Drawing on an interdisciplinarystudy of domestic energy consumption and digital media use, we discuss ethnographic and design practiceexamples. We demonstrate how this theoretical and methodological framework can be aligned with the 3rd paradigm of HCI.

Pengkaji : Iwan Kurniawan/G64120119

Human Computer Interaction (HCI) adalah sekumpulan proses, dialog, dan kegiatan pengguna memanfaatkan dan berinteraksi dengan komputer. Saat kita menggunakan komputer, kita sedang berinteraksi dengan komputer. Secara definisi, HCI adalah suatu disiplin ilmu yang menekankan pada aspek desain, evaluasi, dan implementasi dari sistem komputer interaktif untuk kegunaan manusia dengan mempertimbangkan fenomena-fenomena disekitar manusia itu sendiri.

Paper ini membahas bagaimana hubungan antara HCI dengan dengan ekologi rumah tangga dan pemakaian energi oleh media digital dengan menerapkan sensor etnografik. Dengan projek LEEDR (Low Effort Energy Demand Reduction), para insinyur, ilmuan komputer, antropolog sosial dan desainer bergabung untuk mengembangkan pemahaman baru mengenai bagaimana dan mengapa masyarakat menggunakan energi dan media digital di rumah dan menguji kesempatan dengan menggunakan HCI untuk mendukung kehidupan yang berkelanjutan. Dalam projek ini, sampel yang dilibatkan adalah dua puluh rumah tangga di English Midlands Town dan sekitarnya serta tertarik mengenai penggunaan energi dan latar belakang keluarga yang bervariasi. Banyak dari rumah keluarga ini telah menerapkan penghematan energi dirumahnya seperti pemakaian lampu hemat energi dan ada pula rumah yang pemakaian energinya tinggi dan kurang memperhatikan tagihan listriknya. Tahap – tahap yang dilakukan untuk meneliti bagaimana desain mempengaruhi pemakaian energi yaitu dengan ikut tinggal bersama keluarga yang menjadi sampel projek. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapat pemahaman mengenai pandangan keluarga tersebut terhadap energi dan keberlanjutannya dirumah dengan konteks yang lebih luas. Selanjutnya dilakukan perekaman video tur di rumah untuk menjadi basis penelitian sensor entnografik. Pengukuran energi selanjutnya dilakukan untuk mendapatkan data kuantitatif dari pengaruh lingkungan yang diasosiasikan dengan beberapa bentuk praktik yang mengarah pada investigasi desain terhadap praktik yang dianggap mengkonsumsi energi yang banyak.

Dengan cara etnografik, peneliti dapat mengetahui dan memahami sampel sebagai komponen sekaligus pelaku. Dengan memahami tempat sebagai pembentukan dari pergerakan, kita dapat melihat antara enthnografer dan partisipan (keluarga) dapat membuat pengetahuan dan menempatkan diri bersama – sama disaat melakukan tur rumah. Tujuan HCI disini yaitu fokus kepada penggunaan media yang terjalin dengan kehidupan sehari – hari untuk membuat estetika sensorik dan afektif didalam rumah. Penggunaan media disini memiliki dua tujuan. Yang pertama untuk menunjukkan bagaimana media merupakan bagian dari cara orang bergerak dan melakukan sesuatu dirumah sebagai cara untuk mengidentifikasi bagaimana penggunaan media dapat dimanfaatkan untuk membuat intervensi desain digital. Yang kedua untuk menerangkan bagaimana penggunaan media  bersama dengan aktivitas lain agar membuat rumah menjadi nyaman.


Dari penelitian LEEDR, desainer dapat memahami mengenai perubahan ekologi suatu tempat secara konstan yang merupakan penginderaan subjektif, konsep yang tak berwujud yang tak dapat digambarkan, tetapi dapat diperlakukan sebagai pengalaman sensorik. Desainer LEEDR dapat mengekstrapolasi data skenario penggunaan sensorik untuk potensi digabung dengan teknologi media. Keuntungannya dapat dilihat dengan desain intervensi yang memiliki target untuk mengurangi suhu pada space heating. Space heating merupakan pengguna energi terbesar diseluruh sampel projek LEEDR dan perumahan di Inggris. Tujuannya adalah untuk membuat kenyamanan didalam rumah bergantung pada pergerakan dan kegiatan orang didalam rumah. Contoh kegiatannya yaitu orang harus menonton TV di tingkat atas rumah yang tersedia meja dan selimut hangat karena ruangan TV dibawah sedang digunakan untuk menonton sepakbola. Daripada mengajak pengguna untuk menurunkan suhu sebagai respon cepat, lebih baik menggunakan pemahaman bagaimana pengguna menggunakan teknologi dirumahnya untuk menghasilkan kenyamanan bersama – sama dengan penggunaan media digital mereka. Contoh aplikasinya  yaitu Acclimatiser pada sistem operasi iOS.

Acclimatiser adalah suatu aplikasi smartphone yang menyediakan fasilitas remote control untuk menangani pengaturan suhu sambil menawarkan cara baru untuk menghemat konsumsi energi. Konsep yang diterapkan yaitu pengurangan suhu secara otomatis dalam jangka waktu yang panjang dengan laju kurang dari 1°C perminggu. Saran yang diberikan oleh aplikasi ini adalah saran jumlah penggunaan kantong hangat dengan suhu ruangan tertentu sehingga akan menghemat biaya energi yang dikeluarkan sehingga memberi metode baru kepada pengguna untuk membuat rumah mereka nyaman.


Alamat Teman yang dikomentari :

  1. Diardian Febiani https://dfebiani.wordpress.com/2015/06/22/kajian-artikel-walking-and-the-social-life-of-solar-charging-in-rural-africa/
  2. Alfandio Grasheldi https://alfandioog.wordpress.com/2015/06/22/family-rituals-and-the-potential-for-interaction-design-a-study-of-christmas/ 
  3. Irfan Zidny http://izidnys.blogspot.com/2015/06/a-predictive-speller-controlled-by.html

12 comments:

  1. Ulasan yang menarik, penghematan listrik atau energi adalah salah satu hal yang sangat penting demi keberlangsungan kehidupan di bumi ini. dengan pemakaian aplikasi ini saya rasa benar - benar dapat membantu permasalahan konsumsi energi sekaligus membuat manusia lebih nyaman dengan lingkungan rumahnya karena sudah otomatis mengikuti yang diinginkan.

    ReplyDelete
  2. Acclimatiser dengan menggunakan teknologi Human Computer Interaction (HCI), pengaturan suhu namun berbasis aplikasi mobile. Seperti remote ac ya?
    namun ini berbasis mobile, seru juga ^^

    mengatur ruangan dengan genggaman, selain hemat biaya energi, kenyaman dapat diatur sendiri.

    ReplyDelete
  3. informasi yang sangat bermanfaat, mengingat baterai smartphone sekarang ini sangat cepat habis dan smartphone mudah panas

    ReplyDelete
  4. ulasan yang menarik yang dapat memberikan informasi bermanfaat untuk khalayak umum mengenai penghematan energi juga memberikan solusi dengan inovasi terbaru yang dapat menghemat biaya penggunaan energi.

    ReplyDelete
  5. Review yang bagus.. andai Acclimatiser juga ada di Android hehe

    ReplyDelete
  6. Ulasan yang menarik. Jadi semua orang tahu bagaimana cara penghematan biaya dan penggunaan energi.

    ReplyDelete
  7. Ulasan yang menarik, penghematan energi memang harus dari sekarang kemudian kalau tidak kita maka oleh siapa lagi? maka dari itu ayoo hemat energi.

    ReplyDelete
  8. Kenyamanan hidup memang tidak jauh dari tindakan ramah lingkungan dan bersatu denga alam. Dengan adanya teknolog ini, semoga dapat diaplikasikan di seluruh penjuru dunia, khususnya Indonesia.

    ReplyDelete
  9. Ulasan yang cukup menarik, dengan diterapkannya konsep HCI dalam pemanfaatan sumber energi akan lebih efektif dan akan mengurangi dampak serius jika ada kesalahan dalam penggunaannya

    ReplyDelete
  10. ulasan artikel yang menarik, menambah wawasan dalam penghematan energi, terutama dapat dimanfaatkan dalam manajemen penghematan energi (baterai) smartphone yang kini cepat habis

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete